Sydney dan sekitarnya mengalami badai debu yang membuat langit memerah dan mempengaruhi jarak pandang yang mengakibatkan penundaan jadwal penerbangan serta sebagian lainnya dialihkan ke Bandara Brisbane.
Badai debu ini di mulai sejak Selasa malam (22/9) hingga Rabu siang (23/9), demikian laporan yang dirilis oleh ANTARA News.
Menurut seorang warga Indonesia yang telah tujuh tahun menetap di Syney, Muhamad Arifin, badai debu ini adalah badai debu terburuk selama dia tinggal di kota tersebut.
"Saya perkirakan pagi tadi jarak pandang hanya sekitar 50 sampai 100 meter," demikian ungkap pria yang bekerja di Rumah Sakit "War Memorial" Sydney itu.
Sekalipun terjadi badai debu, kantor Konsulat Jenderal RI Sydney tetap beraktifitas seperti biasa dan memberikan pelayanan sebagaimana mestinya. Pakar kesehatan setempat memberikan himbauan pada warga Sydney untuk tetap tinggal di rumah dan menutup jendela-jendela rumah sehingga terhindar dari debu. Hal ini disampaikan untuk menghindari penyakit pernafasan yang mungkin timbul karena badai debu tersebut.
Sumber : ANTARA News/VM